Jumat, 27 Januari 2012

#14 Surat Hilang

Hari ini Surat kalengku tersesat. Sepertinya ia tak hendak gontai menemui penujunya. Atau mungkin, ia tlah jemu menanti rumahnya?

Kamis, 26 Januari 2012

#13 Penenun Sajak Istimewa

Teruntuk @adimasimmanuel 

Eksekusi kata dalam kamu, lebih dari sekedar sederhana. Berbingkai tautan mereka, terkemas sungguh apik.Aku selalu suka.

Menaburkan cinta dalam setiap kata-nya, meredam sebentuk luka.
Menyihir setiap pasang mata yang menyaksikannya. Aku pun termangu, entah kapan aku dapat sehebat kamu..

Buliran embun dalam kaca kaca bening, menyerbak menusuk. Memaksa masuk.
Seketika aroma hujan semerbak menerawang, menyergap dari bilik bisikku, berkata:

"Inilah kamu, satu pecinta kata yang meluluhkanku, menarikku dalam linimasamu, dalam setapak jejak goresan abjad demi abjad yang tak ternyana, membius banyak insan mata, aku pun luruh di dalamnya."

Semoga kau tak jemu membaca seuntai kata kata sederhana dariku ini :)

Ngomong-ngomong, aku juga mengenal dunia sastra ini dari sesosok Ayah, sama sepertimu. Ia yang mengajariku merajut kata, menuangkan cinta, dan menjadikannya makna.

Namun hampir dua tahun yang lalu, aku nyaris tak ingat, bagaimana menyatukan kata, memilahnya, serta membingkai mereka dengan cinta sederhana.
Dunia kata yang penuh pesona ini hampir saja terhapus dengan rutinitas mahasiswa baruku kala itu, aku nyaris putus asa. Aku sudah mencoba, tetapi yang kudapati hanyalah hampa. Sungguh tak ada sua yang dapat kusentuh. Tidak ada.

Beberapa masa setelah itu, aku menemukanmu, mendapati linimasa twittermu, dan mulai menjelajahi kawahluka. Lalu akhirnya memberiku secercah pengharapan, membuatku bangkit dari tidur lelapku dalam menulis, untuk mulai kembali bertekad menciptakan keajaiban kata, yang membuatku selalu terhanyut di dalamnya.

et Voila!

Usahaku tak sia belaka. Aku mulai bisa kembali ke dalam diriku yang dulu, kembali belajar meniti asa dengan rangkaian kata, dengan cinta sederhana.

Terima kasih, Terima kasih banyak :)

Salam,

@kii992

Rabu, 25 Januari 2012

#12 Doa sang Malaikat Kecil

Sebuah surat sederhana teruntuk ibunda.

Jangan sedih, jangan khawatir, aku akan selalu menjagamu. dalam riang, dalam diam, dalam damai. Jikalau kau hanya dapat tersenyum dalam pembaringanmu, aku tetap akan senantiasa di sini, menunggumu kembali pulih, seperti sedia kala.
hatiku teriris saat sesosok yang amat kucintai itu pilu, merangkuhkan tangannya pada seorang yang senantiasa menemaninya sejak ia menjabat tangan ayahnya, duapuluhlima tahun yang lalu. aku bahagia melihat kasih sayang mereka berdua.

hanya saja, tanganku menggigil, serentak mengaduh tak karuan, termangu. tergugu. dalam bisu.
Itulah yang kurasa kala sakit menderamu, kumemohon pada Tuhan  untuk selalu memberikan kesehatan untuk Ibuku. Wanita yang memberiku dunia, membuatku ada. Tidak ada yang lebih berharga selain melihat ia tersenyum bangga dan bahagia. Jaga Ibu selalu ya Tuhan. Aku mohon. Aku mohon dengan sangat.
Amin. Amin Ya Rabbal Alamin.

Anak Terakhirmu,
Rizki Fitria Ramadhani.

Special Someone

Some people have a way of brightening someone's day.. and it's with little things that mean much. There is a phone call as just the right time, a hug when it is needed, or a comforting word of encouragement. -quote of special someone book-

#11 Yogyakarta, Punya Cerita

Disinilah hulu dari semua hilir. Asal dari segala muasal. Hidupku. Kisahku.
Tempat kelahiranku, Yogyakarta.

Sembilan belas tahun sudah aku menapaki jejak kehidupan di kota pendidikan ini. Disinilah aku memulai tiap episode dan skenario yang di gariskan yang Maha Kuasa. Entah mengapa aku tidak pernah meninggalkan kota ini dalam jangka waktu yang lama. Bagiku, disinilah rumahku.

Tiap detik bisuanmu, aku tetap tergugu. Demi Sang Tugu yang tak lekang oleh terik mentari, aku menunggumu. Menunggumu dengan seluruh keajaibanmu. Jogjaku.

Aku suka saat temarammu. Selalu suka. Aku suka bersenda dengan langit Malioboro, bercengkrama dengan tanah Adi Sucipto, atau tertawa dengan saupan angin Pantai Sepanjang.

Kesenduanmu pun begitu kurasa, saat puing puing abu beterbangan, melambaikan duka, meneriakkan kesedihan. Dua tahun yang lalu, saat Merapi memuntahkan keresahannya, lima tahun yang lalu, saat goncangan dahsyat menggema di bagian selatan. Aku menerawang, merasakan pedihmu, sakitmu, dan sesakmu.

Yang selalu setia, tak lelah meskipun kutapaki dengan sejuta kisah tak bertuan.
Yang selalu cinta, tak henti menebarkan kasih di tiap sudut kotanya.
Yang selalu indah, tak pernah bosan menjadi bagian dari dirimu.

Bagiku, kota ini lebih dari kamu. Disinilah aku menemukan kehidupanku. Ia kadang memercikan kesedihan, namun tak khayal menebarkah kebahagiaan, memunculkan rona warna-warni. Juga menunjukkan kamu. Yang selalu menumbuhkan rasa nyaman, bagi siapa saja yang mengunjunginya.

Never ending Love, Jogjakarta Berhati Nyaman.

Senin, 23 Januari 2012

#10 Yang Terlupakan

Dear, kamu.

masih ingat aku?
aku yakin kamu masih ingat aku, tapi tidak dengan kita yang dulu.
sejujurnya, terlalu pedih untuk mengingat bahwa kau sudah lupa. lupa atas aku. dan tentang aku.
terlalu miris, saat kutau, ku harus melupakannya juga. melupakan rasa yang kini menyelimuti.

Bagaimana bisa, aku di pisahkan dengan kenangan, secara terbuka. depan biji mata bulat. Bagaimana rasanya, terpaksa merelakan secuil kenangan yang ternyata sudah tumbuh di sana?

Bagaimana terpaksa terputus, dengan sebuah koneksi sederhana yang sudah nyaman ada di sana?
Sebelumnya kita masih terbiasa dengan apa yang ada. tanpa saling mengusik, tanpa saling menyakiti.
tapi tidak kini.
aku menghela nafas perlahan.
dan kembali melanjutkan makan malamku.

#9 Tentang Hujan

If I could bottled the smell of the wet land after the rain
I’d make it a perfume and send it to your house
If one in a million stars suddenly will hit satellite
I’ll pick some pieces, they’ll be on your way

In a far land across
You’re standing at the sea
Then the wind blows the scent
And that little star will there to guide me

If only I could find my way to the ocean
I’m already there with you
If somewhere down the line
We will never get to meet
I’ll always wait for you after the rain


-Adhitia Sofyan, After the Rain-

Teruntuk kamu, yang sungguh mengerti aku. penyuka hujan.
wangi hujan itu seperti kamu. sesuatu yang sungguh aku ingini. sesuatu yang sungguh aku nanti.
Sayangnya, itu dulu.
Sebelum Tuhan menempatkanmu di tempat tinggal yang baru, yang sulit sekali aku menjamahnya.
Tidakkah kau tau itu? bukan hanya orang orang itu, aku juga. aku juga merindukanmu selayaknya merindukan wangi hujan tatkala kemarau tak jua mereda. susah mengingatnya, sulit menemukannya.

Meskipun begitu, aroma hujan dalam dirimu selalu ku tunggu saat hujan sirna. Aku selalu suka :)

Sabtu, 21 Januari 2012

#8 Dear, Financial Management

ini adalah surat (bukan) cinta.

Surat ini ditulis dengan perasaan campur aduk, emosi dan geram saat melihat nilaimu keluar di situs web kampusku. bagaimana tidak, satu semester aku berkutat denganmu, berusaha sekuat tenaga untuk bisa memahamimu, semua tentangmu.

namun ternyata itu tak cukup membuatmu luluh. aku sungguh kecewa.padahal aku sudah sangat bekerja keras untuk mendapatkan hatimu, namun itu semua ternyata tak khayal hanya menjadikan ke-semu-an belaka.

tenang saja, aku tak akan lagi mengusikmu. aku dengan segera akan menyudahi semua ke-terkait-an denganmu. dan tidak akan memilihmu dalam konsentrasi semester depan.

Sincerely,
Mahasiswa Semester Tiga.

Jumat, 20 Januari 2012

#7 Surat Kaleng!

hari ini, aku menulis surat kaleng, khusus untuknya, semoga ia menerimanya, dan semoga ia suka. Semoga :)

#6 Teruntuk Seorang Elegi

Kau pasti tahu aku menyendu, merundung dengan tatapan semu, tapi tak jemu. Mengapa kau kembali? haruskah kau kembali?
aku menangis sejadinya.


Aku tak mau merengkuh duri dalam asaku, tak jua menyelimuti rasa yang palsu. aku hanya tak ingin kau membuatku membisu, lagi.


Kau sungguh menyita isi otakku, menggantinya dengan namamu, dan mengalir di denyut nadiku. menyiksa. aku sungguh tersita.


tidak bisakah kau enyah?
enyah dari keterpurukanmu sendiri.


seharusnya aku yang menertawakanmu. karena kau payah. kau ada untuk membuat banyak detik manusia melemah. sampai dasar yang paling dasar. sampai rasa mereka mati. tapi tidak untukku. setidaknya aku menyadarinya kini.


kau, seorang elegi. aku tak akan terjerembab dalam kesyahduanmu yang memilukan itu. urus saja sendiri kisah sedihmu. aku tak akan lagi peduli.

#5 Catatan tentang Langit

Usap aku, dari semua peluh lelah yang mulai menggoyahkan irama nadiku. aku ingin kau bawakan aku hujan; yang akan menghapus jejak langkahku yang telah lalu, telah terbeku.
Aku ingin pelangi.


Tapi kau justru memberiku sebuah langit.
Langit berkata: kau tak membutuhkan pelangi, yang kau butuhkan, aku.


aku menyela: aku ingin pelangi, dan bintang di kala malam dingin tiba.


Langit kembali menegaskan: pelangi hanya tiba ketika kau lara, ketika kau menangis sesudah hujan mendera, tapi langit tidak.


hahaha kau sungguh lucu. mungkinkah? lalu bintang itu?


Langit tersenyum tipis, lalu berkata: Ia tak setia menemanimu, Ia memang penerang saat kegelapan, tapi ia tak mau hadir kala matahari menyengat kulitmu. aku dikirim untuk menemanimu. yakinlah.


diam. hanya diam.


sesaat setelah itu, secarik kertas tertuju padaku, seakan seseorang menghantarkannya untukku.


Langit itu indah, jika kau hiasi dengan keindahan disana, langit itu kan sendu, ketika kau isi dengan duka dan lara. Langit kan selalu menatapmu, meski kau tak melihatnya, langit itu tetap ada disana, selamanya.

 senyumku mengembang sempurna.


Tolong katakan padanya, Aku mencintainya :)

#4 Pesan Dari Tuhan

sapalah sepi pada matahari
sapalah sepi pada hari yang mau mati
sapalah sendu pada peluh dan percikan keputusasaan
menyatu.

aku hanya terbiasa menyenandungkan rindu padamu. meniti masa yang akan datang dengan senyummu di sampingku. melukiskan bahagiaku dari wajahmu dan mencerahkannya. mungkin aku hanya ingin itu, tapi itu lebih dari sekedar kamu.

dan saat nafasmu sudah menjadi sumber bahagia seorang yang baru, aku pun merasa sudah saatnya ketermanguanku harus terhenti. aku tidak kalah, juga tidak menyerah. hanya saja, aku merasa cukup untuk memutuskan mengakhirinya, menuntaskan kisah yang ini, dan membuka cerita yang baru. kamu yang baru.
saat kita dapat memutuskan untuk mencukupkan rasa pada seseorang, jauh terasa lebih hangat dan lega, dibandingkan jika kita dengan tak ada pilihan, dan dengan rasa keterpaksaan harus mem-berhenti-kan asa, dan memutuskan rindu secara sepihak, secara mata terbuka. Dan aku merasakannya, sungguh me-le-ga-kan.

Senyumku pun dapat mengembang dengan sendirinya, tak ada luka, dan tak ada bekasnya, semua sudah larut dalam keikhlasan yang sudah kututurkan sebelumnya, dan tak ada yang harus di sesalkan. Aku sangat yakin Tuhan telah menggariskan setiap skenario cinta dalam tiap jiwa hamba-Nya. 

Tuhan tidak akan membuat hambaNya sengsara, menderita, atau menyakitiNya, hanya saja, Dia -Sang Maha Mengetahui- selalu mempunyai banyak cara untuk membuat tiap manusia dapat selalu belajar dan bersyukur. itulah Hidup :)

Kamis, 19 Januari 2012

#3 Selamat Pagi, Merah Jambu!

Selamat pagi Tuhan.
Selamat pagi kamu.


Pagi ini aku terbangun saat hujan mendera. aku tersikap. sebenarnya tidak apa, hanya saja, wangi hujan seperti membaur dengan aroma tubuhmu. wangi dan khas. aku tergugu.
Jadilah aku termangu lugu, memandang kaca berbatas embun menatap rintik kecil air yang jatuh satu satu. aku rindu kamu.


Dengan sedikit terisak, menerawang kembali ke sebuah masa, masa dimana kau ada, kau berada, kau disini. tersenyum getir aku. tidakkah kau ingin kembali ? tidakkah kau merinduku?
aku hanya bisa menghela nafas. sendiri.


kalau begitu, aku hanya minta satu permohonan:
sampaikan surat ini kepada penerimanya, aku mohon, Tuhan.


Selamat sarapan kamu,
Selamat pagi, merah jambu! :)

Minggu, 15 Januari 2012

#2 Salam untuk Tuhan

halo kamu.
Apa kabar? apakah Tuhan telah menyampaikan pesanku untukmu ? Semoga kau telah mendengarnya, aku masih baik baik saja di sini. kau tidak perlu khawatir :)
Hari ini aku pergi ke pantai. Sayang sekali kita belum pernah ke pantai bersama, tapi tak apa, kenangan tentangmu sudah terlalu banyak menjejali memoriku, aku tetap suka.
Kau sehat kan disana ? aku sering terhenyak dalam malamku ketika secara tiba tiba kau muncul dalam mimpiku. Semoga Tuhan selalu menjagamu. Aku tau Tuhan pasti sangat menyayangimu.
oh iya, aku teringat kata katamu tentang senja, pada suatu sore yang cerah..
"aku ingin menjadi senja, ketika semua pujangga terpesona dan memujanya dengan butiran kata kata indah yang sungguh menyentuh."
aku juga ingin jadi senja, senja yang selalu kau tunggu di akhir sore. sore di harimu. di hidupmu. Walau kini itu tidak lebih dari sebuah permohonan yang sia sia, namun aku tetap yakin kau masih mengingatku di sana.
Jangan khawatir, tak ada kesedihan lagi setelah kau pergi. karena aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tetap menjadi wanita yang kuat dan tegar, seperti yang selalu kau ucap. Semoga esok aku dapat mengirimkan surat yang lebih banyak lagi untukmu.
Sampai jumpa, Kamu! :)

Sabtu, 14 Januari 2012

#1 Berdamai dengan Kamu.

Dear Kamu.

Apa kabar? Long time no see ya sejak kepergianmu waktu itu. Tanpa pamit, tanpa seucap kata, tanpa kabar berita. Tanpa sadar sepucuk surat ini ingin kukirimkan kepadamu, yang sudah hampir dua tahun menghilang dari peredaranku. Kau tau, beberapa waktu setelah kepergianmu, baru taulah aku atas apa yang terjadi padamu. Dan itu sungguh memiriskan aku. Karena saat terakhir kali aku bertemu denganmu, kau masih terlihat baik baik saja, tanpa kurang suatu apapun. Berkaca kaca aku saat ku tau kau sudah di dunia yang baru, dengan keadaan yang baru, dengan pribadi yang baru, dan dengan hidup yang baru. Mungkin itu caramu berdamai dengan Tuhan, tapi sejujurnya aku merindukan kamu yang dulu. Kamu yang apa adanya, kamu dengan kedewasaan yang kamu miliki. Kamu yang sangat amat kamu. Auramu yang sungguh bersahaja, sikapmu yang dengan sabar mengajariku apa arti hidup yang sebenarnya. Hidup dengan realita yang pelik, yang tak selalu mudah, yang tak selalu indah. Tuhan pasti amat menyayangimu. Dan kau pasti tau itu :) terimakasih untuk pelajarannya yang amat membekas, bagiku kau ada dalam sejengkal inspirasiku. Selalu.

Tuhan, jaga dia dalam dekapanMu. Dan sampaikan salamku untuknya. Aku tau Engkau Maha baik, Tuhan. Sampai jumpa kamu di stasiun kehidupan selanjutnya. Aku yakin suatu saat kita bisa bertemu :')