Kamis, 16 Januari 2014

Hujan dan Sebilah Luka

16 Januari 2014 2.09 am

Hujan menari-nari diatas pesakitan, sebagian membuncahkan perasaan syahdu di tengah kegamangan sesal-dan-atau harapan yang tak tahu menahu. Hujan juga menyemarakan sore yang diliputi udara-udara tak bersahabat semenjak malam lalu.

Genangan seusai hujan reda memantulkan simpul senyum yang sedikit mengembang, dengan bibir yang tampak kedinginan sementara baju yang dikenakannya sudah terlanjur basah, serupa dengan jatuh yang sudah kepalang pasrah. Masih tentang sesederhana suara-suara merdu dari masa lalu, terngiang dan selalu membuat kalah. Selalu kalah.


Hujan akhirnya memberikan kesempatan untuk para-pembencinya sedikit bernafas lega. Mungkin hujan sudah lelah, atau mungkin sengaja mengalah?

Cerita di Balik Pementasan Mentari Pagi 2


120114 akan tercatat sebagai hari bersejarah buatku (khususnya) selain hari ini adalah tanggal meninggalnya eyang putri kesayangan kami, hari ini saya dan teman teman dari Teater Maraton mementaskan pementasan Mentari Pagi sekuel ke 2 di Universitas Katholik Soegijapranata Semarang. YEAY! That’s kind of excitement of me! We going to perform in another city. Lumayan jauh dari Jogja, dua bis rombongan kami berangkat hari Sabtu, 11 Januari 2014. Kami sampai di Unika pukul setengah dua siang. Istirahat dan setelah magrib kami melakukan gladi bersih. Anyway, saya suka sekali kampus ini, luas sekali dan rindang. Meskipun lelah berjalan dari Training Center (Tempat kami menginap) ke Gedung Thomas Aquinas (Tempat kami pentas) dan jalanannya menanjak. Itung itung olah raga sepertinya :))

Gladi, buat saya, gladi bersih begitu berantakan. Lagu yang saya nyanyikan secara solo amburadul, fals semua. Setres? Pasti. Capek? Banget. Takut? Jangan ditanya.

Gladi Bersih, 11 Januari 2014. Bu Suratmi nunduk saking sedihnya fals suaranya tadi :"

Tos Tos an ala Teater Maraton

Fuh fuh fuh. Hari yang berat, di tutup dengan hujan deraaas sekali. Hampir tengah malam dan kami tak bisa jalan ke Training Center. Beruntungnya, ada panitia dari Unika yang membawa mobil dan bersedia membawa kami ke TC. “Thanks, God :’)” Akhirnya bisa tidur nyenyak dan persiapan untuk hari besar esok.

Taraaa~ alarm sudah di dismiss, mager dan ngantuk susah sekali terlepas dari kami. Pukul lima lebih seperempat aku coba untuk bangun dan mengumpulkan nyawa, dan beranjak mandi. Karena Semarang panas sekali. Mandi jam segini pun airnya tetep gak dingin, beda banget sama Jogja :|

Setengah tujuh lebih kami naik ke gedung Thomas Aquinas untuk sarapan dan make up. Untuk mempersingkat waktu, saya di make up dulu, jadi sarapannya belakangan, padahal perut ini udah keruyukan minta di isi. Ketika membuka bungkusan sarapan.. “taraaaa” makanan kesukaan saya, Nasi Goreng lengkap dengan telur dan timun. Whoaaaa. Antara excited dan was was. Di lema karena lapar akut dan takut suara bermasalah karena makan yang berminyak. Tapi abis juga :)) akhirnya minum obat radang dan diikuti dengan latian vokal yang kejam itu~

Latian vokal sebelum pementasan.


Sampai detik terakhir latian vokal pun, aku masih menyadari bahwa suaraku itu amat amat sangat pas pas an dan ketakutan akan ‘gagal’ atau ‘fals’ itu membayangi di atas kepalaku. Fuh fuh fuh. Setresnya parah lah x( aku tanya tips ke bagus dan kanya selaku penyanyi yang berpengalaman gimana cara ngadepin beginian. They both said: Percaya kalo kamu mampu, kamu kudu yakin dulu sama suaramu, jangan mikir takut salah dkk nya.

Di detik terakhir, aku bilang ke mereka: Aku berharap ada keajaiban ya nanti pas pentas. Dan kemudian kita sibuk berada di side wing untuk persiapan pentas yang sebenar benarnya.

God’s hand move by magic. And what I said is just become true, Anyway. The miracle is come. Then make everything run well as we planned. *speechless* *crying*



All Family Mentari Pagi 2

Me when sing " Jangan Putus Asa"


In front of my parents and my sister I prove my skills, my ability, my confidence and all that before they are not trusting me to join theater. This is for you all :”)



Bapak-Aku-Mbak Ama-Ibu


Bangga, puas, bahagia, campur aduk jadi satu. Me did this so well. Dan aku bersyukur. Allah ngizinin aku buat melewati ini dengan sangat mulus. Dengan hati yang lapang aku siap vakum dari teater demi mengejar toga. I prove this for you, Dad. With all promises that (sometimes) I broke, I will do my duty and I wont dissapointed you again.


Mata berkaca-kaca mengiringi dibuatnya tulisan ini. Teruntuk semua orang yang percaya bahwa saya bisa, mampu dan yakin, untuk semua pengorbanan dan waktu yang tersita dalam proyek ini. This is for you guys. Me love you all xoxoxo