Terima kasih Tuhan hidupku asik.
Hidup asik tak selalu harus sempurna, kadang dari ketidaksempurnaan itu kita menemukan celah asik dan menyenangkan. Seperti saat ini. Postingan pertama di tahun 2016 yang sudah hampir melampaui kuartal pertamanya. Ke mana saja saya? Sok sibuk, barangkali.
Saya merasa beruntung dilahirkan dan besar di kota Jogja, amat sangat bersyukur.Meskipun saat ini bagi saya kota ini ancaman untuk terlalu nyaman, setidaknya kota ini sampai kapanpun adalah rumah, tempat bersandar dan tempat melepas segala lelah, penat bahkan berbagi kebahagiaan.
Akhir akhir ini saya merasa ditohok oleh cerita beberapa orang yang baru saya temui, atau baru saja saya temui setelah sekian lama. Teman lama, teman baru, tak terkecuali mantan pacar waktu masa awal SMA. Saya merasa lucu. Bagaimana saya terkadang terlalu getir merasakan pahit yang tak seberapa pahit hal-hal yang saya alami. Hidup itu berwarna, yang tak memiliki warna saja berwarna. Macam-macam dan berbeda-beda. Tuhan sudah menggariskan warna warna itu sebagai alur dari proses pendewasaan diri kita, bukan begitu?
Tak ada jalan hidup yang mudah dan mulus, kita pasti membutuhkan orang lain untuk bangkit, berusaha dan mengulurkan tangan dan peluk. Coba ingat kembali orang-orang yang berarti dalam hidup kita, Bukankah Tuhan itu begitu adil dan bijaksana?
Terima kasih Tuhan, hidupku asik.