Aku tidak tau malam ini ada gemintang di langit sana. Tetapi
yang kutahu malam ini begitu luruh dalam keheningan. Seluruhnya.
Aku masih tidak mengerti bagaimana mengeja perasaanku. Pikiran-pikiran
skeptisku mendadak menguasai sepertiga keyakinanku. Mengusik. Mengganggu.
Sayup-sayup suara cicak dan detak jam dinding beradu. Memburu
satu sama lain. Membuatku tidak bisa berpikir dengan jernih. Ah, ini Cuma alasan
supaya ketidaksinkronan otakku termaafkan saja. Seperti itulah bisikan dari
tepian pundakku.
Entahlah. Memang semua hal perlu dimengerti? Memang semua
hal perlu dicari alasannya?
Menurutku tidak.
Seperti ketika hari ini hujan dan besok tidak, meskipun seharusnya
ini musim kemarau, dan bukan musim hujan. Terlalu memusingkan untuk memikirkan
seluruh hal yang ada di dunia, bukan?
Pikirlah yang penting untuk dipikirkan. Menurutku begitu.
Pikirkan apa yang seharusnya dipikirkan, yang patut
dipikirkan. Seringkali kita terjebak pada pemikiran yang sebenarnya kurang
penting untuk dipikirkan. Memiirkan kisah cinta lalu yang kandas, memikirkan
kenangan yang tak usai mengusik, atau memikirkan dia yang sudah memiliki
gandengan baru.
Buat apa?
Toh hal-hal tidak-begitu-penting semacam itu hanya merusak
pikiran-pikiran baikmu. Terutama jika kau masih tidak atau belum bisa menerima
kenyataan-kenyataan diatas tadi. Tapi semua
itu pilihan, kita berhak dan diperbolehkan memilih apapun dalam hidup, dengan
catatan ada tiap risiko dari tiap pilihan yang kita pilih. Well kalau menurut
pendapat saya, hidup akan terus berjalan
mau kamu terima atau tidak terima dengan siklus dari proses hidup itu. Lanjutkan
atau kamu akan tau bagaimana menyesali kehidupan itu sangatlah merugi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar