Untuk Dimas Novriandi @dimasnovriandi
“Jangan jadikan kegagalan sebagai
hambatan, jadikan kegagalan sebagai batu loncatan untuk kesukesan yang lain”
Sepertinya, kalimat di atas
adalah inti dari beberapa hal yang Mas Dimas utarakan pada seminar “Bridging your Career”
yang diadakan kampus saya, 6 Januari 2014 lalu. Sebagai mahasiswa tingkat akhir
tahun 2014 adalah tahun dengan banyak harapan-harapan baru sekaligus tugas dan
beban-beban yang meminta segera di selesaikan. Dan sudah tentu pikulan beban
paling berat saya saat ini adalah.. skripsi. Di tengah kejenuhan saya
mengabaikan skripsi saya, awal tahun ini juga merupakan awal yang baik untuk
niat-niat baik dan inspirasi yang tidak terkira datangnya. Salah satunya dapat
bertemu dengan mas Dimas. Dan surat
untuk selebwit kali ini dengan penuh rasa kagum saya kirim kepada Mas Dimas. hehe.
Ya, saya yang baru tau bahwa ada
alumni kampus saya International Program Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia tercinta ini yang sukses di bidang yang justru tidak terlalu dekat
dalam bidang yang telah dijalaninya selama empat tahun itu. Akuntansi. Pada
awalnya, saya hanya tau XM Gravity adalah tempat di mana salah satu selebtwit
dan penulis favorit saya, Rahne Putri bekerja. Ternyata Mas Dimas Novriandi
adalah General Manager di sana. Betapa senangnya saya dapat bertemu dan
mengikuti seminar dengan beliau sebagai salah satu pembicaranya.
Mas Dimas menjelaskan kepada kami
tentang pengalaman-pengalaman semasa kuliah dan bekerja, berbagai halang
rintang dan kegagalan yang kadang datang berkali-kali, namun tidak menyurutkan
langkah untuk selalu mencoba setiap kesempatan yang ada, karena kita tidak
pernah tau jalan mana yang akan membawa kita mencapai kesuksesan. Saya terkesan
sekali dengan bagaimana mas Dimas yang notabene akhirnya bisa sukses justru
bukan di bidang akuntansi, namun di bidang komunikasi, digital life dan social
media strategist dan lain sebagainya. Saya, sebagai mahasiswa manajemen yang
justru lebih memiliki minat di dunia tulis menulis pun semakin terpacu
meneruskan apa yang jadi keinginan saya. Apalagi ketika Mas Dimas menceritakan
pengalamannya sebagai blogger, yang mana sangat menohok saya kala itu.
Bagaimana tidak, saya yang sudah vakum ngeblog selama 2 bulan lebih mendadak
teringat blog saya yang telah saya telantarkan. Tetapi sisi baiknya, Mas Dimas
memberi saya motivasi untuk kembali menulis dan sehari setelah seminar
tersebut, blog saya aktif kembali hingga saya menulis surat ini. Semoga tetap
konsisten menulis hingga seterusnya, Amin.
Surat ini, adalah surat terima
kasih atas inspirasi yang tidak terkira. Mungkin terlihat sepele dan sederhana.
Tetapi buat saya cerita dari pengalaman Mas Dimas membuat saya tidak takut lagi
untuk menghadapi langkah-langkah di masa depan, meskipun tidak pasti sama
dengan apa yang kita tempuh saat ini, yang jelas masa depan itu ada untuk di
hadapi, bukan untuk di pikirkan terus akan jadi apa kita nanti. Dari Mas Dimas juga,
saya belajar bahwa tidak ada kata terlambat. Apapun yang kita kerjakan dengan
sungguh-sungguh pasti akan berbuah manis. Entah cepat atau lambat. Entah sesuai
dengan harapan atau tidak. Setidaknya setiap kesempatan telah dicoba dan
dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Yah, saya belajar banyak tentang ini
dari mas. Terima kasih, terima kasih banyak :)
Oh iya. Selepas seminar,
sebenarnya saya ingin berbicara sedikit tentang dunia tulis menulis. Namun
karena keterbatasan waktu, hal itu tidak bisa terealisasi. Tetapi saya
mempunyai tekad bahwa suatu hari nanti saya akan bertemu Mas Dimas lagi di
suatu hari di suatu kesempatan. Semoga :)
Salam dari Jogja
Kiki Ramadhani
:D waw. keyen.
BalasHapustetap rajin ya nulisnya, siapa tau suatu hari kamu jadi seperti dia.
- ika
Iya Kak, belajar sama yang udah sukses jadi termotivasi biar jadi sukses juga :) Makasih kak ikaa :*
Hapus