pukul sebelas lebih dua puluh lima menit.
kadang, tidak perlu mengingat untuk menghadirkan kembali kenangan tentang kamu, tentang kita. entah semesta atau memang namamu tidak akan sepenuhnya hilang dari pikirku, atau mungkin juga masih bebal berada di dasar dasar batinku.
tidak ada yang suka dengan perpisahan. tidak ada. yang ada hanya perasaan ikhlas merelakan dan pada akhirnya kita akan melanjutkan sisa sisa hidup kita kembali. yang ingin dikenang akan terus lekang, yang enggan dikenang mungkin saja terlupakan.
hidup ini akan terus berjalan ada atau tidak ada kamu.
dari kehilangan pula aku belajar untuk merelakan. untuk mengenal sebuah kata perpisahan yang tidak selamanya menyesakkan. merelakan itu belajar menerima, bahwa memang takdir Tuhan tidak merestui adanya kamu dalam aku. entah untuk saat ini, esok ataupun nanti.
iya, dari kamu pulalah aku belajar untuk mulai mencari sosok baik lainnya. bukan mencari penggantimu, bukan. karena bagiku setiap orang memiliki keistimewaannya tersendiri yang hanya dimiliki satu. maka dari itu aku menyebutnya, mencari sosok baru, sosok lain dengan keunikan dan kekhasan dirinya.
ah iya, aku sedang merasa ada beberapa tunas perasaan yang hinggap dalam lubukku. entah. begitu saja. rasanya aneh. berbeda. tidak tau. aku tidak pernah berharap dari tunas yang satu ini. perasaan ini terlalu dini untuk menyebutnya jatuh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar