Selasa, 20 November 2012

Karena sebagian dari kami lelah, sebagian lagi akhirnya menyerah.

He Just Not That Into You



people change, everything is changing. and how we deal with that changing and adapt with the new environment to make the situation is comfortable. this late night i just realize something from the film i just watch ; the title is He Just Not That Into You. 

This film, give me some learning, some bullshit that honestly i do believe it, and so many kind of drama situation that make me think that, how stupid i am. oh my god. 

this night, i realize that, whoever he is, the right man will never let you down, who will keep you stay with all his effort that he can do, and give to you before you ask to him. then give you no reason why he must leave you. and here it is. if your plan not running well, this is not the end, because the biggest part that you must noted that, at least he give you a way to start a new way to get you're other happiness. and of course, to teach you how you will deal with the next destination whatever the changes are. for the last, maybe the best way to do now is, moving on.

Rabu, 07 November 2012

PENDIKAR; SALAH SATU UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA



: OPINI

Dewasa ini, banyak fenomena yang terjadi dikalangan anak-anak mengenai rancunya karakter anak-anak yang tidak sesuai dengan usia dan cakupannya. Dalam konteks yang saya maksud adalah rapuhnya generasi muda Indonesia yang diakibatkan oleh berbagai macam hal yang menyebabkan pudarnya karakter anak yang semestinya sehingga berdampak tidak baik dan cenderung negatif kepada kelangsungan kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya itu, kecenderungan karakter yang lemah mengakibatkan sebagian siswa kehilangan motivasi untuk belajar dan tidak memiliki cita-cita yang jelas bagi masa depannya. Sudah barang tentu, ini adalah momok bagi masa depan Indonesia yang memiriskan.
Ada banyak faktor penyebab terjadinya hilangnya atau lemahnya karakter anak-anak di Indonesia yaitu:

1.       1. Keluarga

Keluarga adalah tempat belajar pertama sekaligus tempat belajar yang paling memberikan efek dan dampak luar biasa bagi tumbuh kembang anak. karena sebagian besar waktu adalah di rumah, maka kecenderungan apa yang anak lihat/dengar dari keluarga mereka sendiri akan memiliki potensi lebih besar untuk ditiru atau diikuti oleh anak yang notabene belum memiliki pendirian dan masih memiliki kelabilan yang besar. Maka dari itu, jika dari keluarga sendiri tidak mengajarkan bagaimana karakter anak yang baik sesuai dengan usia dan cakupannya, tentu ini akan mempengaruhi lemahnya karakter anak tersebut.

2.      2. Lingkungan

Lingkungan juga memberikan sumbangan kedua setelah keluarga, anak yang memiliki pendidikan karakter yang baik namun lebih sering bergaul atau berada pada lingkungan yang lemah karakter bisa jadi akan mempengaruhi karakter anak. Sebab anak-anak rentan terpengaruh oleh hal hal yang belum mereka ketahui kebenarannya, sehingga jika tidak dikontrol dengan baik akan membawa dampak tidak baik bagi karakter anak dan etika anak.

3.       3. Media

Media juga memiliki andil yang tidak kalah besar, jika anak berada dalam lingkungan yang acuh dan keluarga yang sibuk dan membiarkan anak bebas dengan berbagai macam media dan teknologi yang tidak khayal juga dapat memberikan pengaruh negative disamping memberikan dampak positive, sebab banyak hal yang tidak kita sadari dari berbagai macam media (baik cetak atau elektronik) memberikan pengetahuan atau informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas seorang anak sebagaimana usianya, yang pada akhirnya anak menyerap pengetahuan-pengetahuan tersebut lalu menyebabkan kecenderungan karakter yang tidak tepat atau justru melebihi usia yang sebenarnya. Jelas ini tidak baik bagi tumbuh kembang anak, mereka akan “dewasa sebelum waktunya”.

Untuk itu saya cenderung untuk menyarankan kita menggunakan system pendidikan yang dilengkapi dengan “pendikar” atau pendidikan karakter.  istilah pendikar atau pendidikan karakter sudah mulai marak, namun aplikasi dan implementasi di Indonesia belum sepenuhnya dilakukan di seluruh sekolah-sekolah di Indonesia. Pendidikan Karakter ini adalah salah satu proses belajar dengan mengedepankan karakter siswa untuk pengoptimalan proses belajar mengajar itu sendiri dan juga memberikan dampak positif bagi tumbuh kembak anak sebagaimana mestinya.

Menurut saya karakter itu penting, generasi muda harus dibekali dengan karakter-karakter yang menunjang untuk menjadi generasi penerus bangsa dan pengharum nama bangsa. Dalam konteks pendidikan, para generasi muda baik siswa ataupun mahasiswa diharapkan dapat menjadi anak muda kaya prestasi dan kritis bagi perkembangan bangsa serta dapat membanggakan Indonesia baik dari sisi pendidikan atau dari sisi yang lain. Yang jelas, karakter itu dibentuk, maka bagaimana faktor-faktor yang tadinya menghambat dapat diubah menjadi pendukung untuk keselarasan karakter siswa dan pada akhirnya terciptalah karakter yang sempurna.

Sebagai contoh pengaplikasian pendidikan karakter adalah kampus saya sendiri yaitu Universitas Islam Indonesia. Untuk fakultas Ekonomi  terdapat satu matakuliah wajib yang harus diambil pada awal tahun ajaran, mata kuliah ini bernama Bridging Program (BP). Tujuan dari adanya BP ini adalah untuk memperkenalkan sekaligus membentuk karakter mahasiswa baru dalam proses penyesuaian (penjembatan) dengan lingkungan baru sebagai mahasiswa. Karena perbedaan atmosfer dan perbedaan situasi di sekolah berbeda dengan di univeristas, mata kuliah ini sangat membantu untuk membentuk karakter mahasiswa yang baik dan benar.

Dalam mata kuliah ini, berbagai pelajaran pendidikan karakter dikemas dengan berbagai macam cara, baik games, tugas atau acara-acara yang menunjang mahasiswa untuk lebih aktif, lebih kritis, lebih percaya diri, lebih memunculkan karakter kepemimpinan, menggali potensi/minat bakat, mendorong kerjasama dalam tim dan lain sebagainya. Dan yang saya rasakan selama satu tahun mengikuti mata kuliah tersebut adalah sangat beruntung. Karena ilmu seperti itu tidak tentu kita temui di berbagai instansi pendidikan dan saya sangat merasakan dampak positif dari adanya bridging program. Sedikit atau banyak, kecenderungan untuk meletakkan karakter sesuai porsi dan usia saya sekarang menyebabkan saya untuk semakin menggali potensi yang saya miliki dan mengembangkannya lebih lanjut. Yang terpenting adalah semakin terbentuk karakter positif dari pendidikan karakter akan menyebabkan siswa/mahasiswa menjadi mempunyai masa depan yang lebih jelas dengan mengetahui dimana minat bakat dan cita-citanya kelak.

Dengan pengembangan karaker yang baik, akan memunculkan kelangsungan pendidikan dan proses belajar mengajar yang baik pula, sebab jika anak memiliki karakter yang baik, akan memunculkan motivasi yang besar untuk anak mengikuti dan mempelajari berbagai macam hal yang diajarkan melalui pendidikan itu sendiri, dan mereka akan lebih mudah menyerap sehingga terciptalah kelancaran proses belajar mengajar. Kemudian daripada itu, jika sudah tercipta kelancaran proses belajar mengajar tentu akan memberikan pengaruh dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan menciptakan generasi Indonesia yang cerah.

Untuk itu, mari kita berupaya semampu kita untuk membantu sekecil apapun itu. Dan semoga pendidikan karakter semacam ini makin berkembang di Indonesia dan makin banyak aplikasinya mulai dari pendidikan yang paling dasar, sehingga sedari kecil akan semakin banyak bibit-bibit baru para generasi penerus bangsa yang siap membanggakan bangsa Indonesia. Dan sudah tentu, perubahan ini harus kita lalukan mulai dari diri kita sendiri. Kalau bukan kita, Siapa lagi?





Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba Blog Competition yang diadakan oleh Indonesia Berkibar.

TIGA FAKTOR PENDUKUNG TERCIPTANYA KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA




Pendidikan merupakan hal yang sangat amat penting. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik diperlukan faktor-faktor penentu kualitas pendidikan yang baik pula. Menurut saya ada tiga faktor penentu, yaitu:

1.     1.  Sumber Daya Manusia

SDM yang saya maksud ada dua hal, yang pertama adalah SDM yang mengampu pendidikan, dalam hal ini adalah tenaga pengajar bidang studi. Sudah sepantasnya tenaga pengajar mempunyai kualitas yang memenuhi standar yang berlaku sebelum mendapat izin mengajar. Terlebih kualitas tenaga pengajar yang kurang baik akan menyebabkan ketidakseimbangan dan ketidakselarasan antara keinginan siswa mendapat ilmu dengan kondisi yang ada. Untuk itu, saya berharap kepada siapapun calon tenaga pengajar untuk sungguh-sungguh dalam membantu mencerdaskan generasi bangsa. Jika kualitas tenaga pengajar sudah baik, tentu peluang untuk menghasilkan generasi yang baik akan semakin besar.

Di samping itu, siswa merupakan faktor sumber daya manusia yang mempunyai pengaruh besar juga. Terutama dalam pengaturan mindset anak-anak dan remaja di Indonesia, yang kadang menganggap pendidikan itu tidak penting. Di sinilah letak kualitas pendidikan yang sering dipertanyakan, “yang salah itu gurunya, atau siswanya” dalam konteks yang saya bahas, kecenderungan pemikiran siswa yang tidak memprioritaskan pendidikan akan lebih menyepelekan pendidikan itu sendiri lalu memicu lemahnya motivasi belajar siswa untuk menyerap materi dari para tenaga pengajar, dan mengakibatkan peran tenaga pengajar menjadi sedikit sia-sia karena tidak adanya niat atau motivasi siswa untuk belajar. Saya pikir, untuk setiap orang tua, harus menanamkan pemikiran sederhana sejak dini untuk anak-anak bahwa pendidikan itu penting, entah seperti apa bentuk pendidikannya. Sehingga anak-anak bisa lebih bersemangat dalam menyerap ilmu dari tenaga pengajar yang ada.

2.      2.  Fasilitas

Hal ini juga yang menjadi momok penting dalam dunia pendidikan, karena terkadang fasilitas yang minim membuat siswa dan tenaga pengajar kesulitan dalam penyampaian materi pembelajaran dan atau membantu proses belajar mengajar. Terlebih untuk daerah pelosok, cenderung lebih terabaikan dan kualitas pendidikan di sana juga ikut menurun. Untuk itu, fasilitas pembelajaran ini perlu banyak ditinjau, baik oleh pemerintah atau dinas pendidikan setempat untuk mempunyai standar fasilitas pembelajaran yang layak di setiap sekolah, agar para siswa dan tenaga pengajar mendapatkan ruang untuk dapat memperluas jaringan pendidikan mereka. Misalnya, pendistribusian buku yang layak dan menenuhi standar untuk membantu proses belajar mengajar. Dengan buku, siswa dapat lebih banyak mengetahui hal-hal yang dijelaskan oleh tenaga pengajar, dan siswa akan lebih memiliki wawasan yang luas juga. Sudah tentu, hal ini akan menaikan kualitas pendidikan di Indonesia.

3.      3. Kurikulum dan Materi Pembelajaran

Menurut saya kurikulum dan materi pembelajaran juga termasuk dalam faktor penentu kualitas pendidikan. Sebab hal ini menjadi acuan utama dalam penyampaian materi pembelajaran untuk para siswa. Kurikulum harus sesuai dengan kaidah dan standar yang berlaku. Badan Pendidikan Nasional harus lebih teliti dalam pembuatan kurikulum yang berlaku dan digunakan oleh institusi pendidikan. Sosialisasi terhadap setiap pergantian kurikulum juga dirasa sangat perlu untuk membuat tenaga pengajar lebih mengerti dan memahami kurikulum baru yang dipakai, sehingga kualitas pendidikan pun akan lebih mudah tercipta jika korelasi antar berbagai pihak yang terkait berjalan dengan lancar.

Dari ketiga faktor diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa kualitas pendidikan yang baik adalah hasil atau output dari proses faktor-faktor dalam pendidikan yang diantaranya; sumber daya manusia, fasilitas, dan kurikulum yang berjalan sesuai kaidah dan fungsinya secara lancar dan berimbang. Dengan demikian, kualitas pendidikan yang baik akan tercipta jika keseimbangan dan kesinambungan diantara ketiganya dapat sesuai dan menyatu dengan aspek pendidikan lainnya. 


Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba Blog Competition yang diadakan oleh Indonesia Berkibar.