Selasa, 06 Maret 2012

puisi, integritas, dan twitter

Sajak, puisi atau untaian berbagai macam kata yang terurai sesuai musim sang penceritera-nya kini sudah merambah dunia twitter. Setiap insan bebas menyerukan jejak jejak inspirasi, dari  perasaan perasaan, dari rasa marah, suka duka bahkan cinta bebas yang mendalam. Meski sajak atau puisi sudah ada sejak jaman nenek moyang kita, entah mengapa, kini saling bersua sajak dalam twitter seperti menjadi candu di twitter-land. Saya satu dari sekian penggunanya yang mengalami dampaknya.

Saya suka menulis, menulis apa saja, menulis guratan tak tentu, atau sekedar tulisan tulisan mententramkan hati, menumpahkan apa yang ada di pikiran, agar tidak sesak disana.

Hadirnya para penyuka sajak dan puisi di kalangan seleb-twit ini memicu saya untuk giat menelaah, giat menggali potensi demi potensi diri yang coba di kembangkan, tanpa mereka sadari, banyak manusia yang sekedar berdecak kagum terpana, banyak yang ternyata juga sebenarnya punya potensi, hanya kurang dilatih saja. Dan adanya mereka (para seleb-twit) benar benar menjadi pemicu semangat yang dahsyat, bagi saya.

Awal mula, saya mengenal kembali dunia sajak-mensajak di twitter-land dari kakak @adimasimmanuel berlanjut mengetahui beberapa yang lain seperti kakak @hurufkecil , @zarryhendrik , @rahneputri , @tuannico , dan masih banyak lagi.

Diadakannya acara tahunan #30harimenulissuratcinta juga saya akui menjadi pemicu saya dalam pencarian jati diri dalam mengolah kata kata sederhanya yang apik, yang membuat pesan pesan terpendam dalam diri saya menjadi tersalurkan, menjadi tertuang dalam wadah yang sebenarnya sudah ada sejak dulu, hanya saja saya tidak begitu menyadarinya.

Meski banyak berhamburan akun-akun twitter yang merajalela tentang sajak-mensajak, satu hal yang paling saya tidak suka. Para pengguna akun yang hanya ingin merambah jaringan ribuan follower, namun miskin integritas-nya. Bagaimana tidak? Mereka menghalalkan segala cara untuk membuat orang terpesona pada timeline mereka, namun mengesampingkan originalitas pada karya mereka.

Saya sering melihat pada linimasa kak @hurufkecil, tidak sedikit yang menangkap para ‘tersangka’ peng-copas karya karya nya yang memang luar biasa itu. Saya, sebagai seorang amatir dalam dunia sajak-mensajak, juga terpesona pada karya-karya beliau, namun seharusnya itu menjadi motivasi para pribadi masing masing untuk lebih tangguh dalam mengolah kata. Bukan dengan menjiplak karya orang lain demi kepentingan pribadi. Hal demikian bagi saya merupakan hal yang paling hina dalam dunia tulis menulis. Saya sering mengamati gaya menulis kakak-kakak seleb-twit, saya gunakan untuk referensi, dan mencoba menulis sendiri karya saya dengan mereka sebagai motivasi untuk tetap maju dalam dunia tulis menulis, bukan mencoba menjadi mereka, tapi mencoba meningkatkan kualitas saya dengan ciri khas yang saya miliki untuk bisa jadi sehebat mereka. Saya sungguh berterimakasih kepada mereka atas hadirnya mereka dalam meramaikan ranah puisi di twitter.

Bagi saya, dengan makin maraknya jaringan puisi di twitter seharusnya dapat menjadi acuan yang positif bagi mereka yang ingin menyalurkan bakatnya, bukan ajang peng-copas-an karya orang lain yang menimbulkan kesan negative dan perbuatan plagiarism yang sangat tidak layak untuk dibanggakan.

Seperti mention seorang kak @tuannico kepada saya, “ terus menulis. jangan pernah bosan. yang pasti: sesuatu yang ditulis dari hati, sampainya ke hati juga. “

Sebuah kata sederhana, bukan? Tetapi dengan begitu saya tidak akan lelah untuk belajar dan meniti kata demi kata, tetap menjadi diri saya, apa-adanya. baik di twitter-land atau di dunia nyata sekalipun, kata sederhana jauh lebih membahagiakan daripada kata sempurna sekalipun namun bukan murni karya kita sendiri.

Sekian dan tetap menulis :) 

1 komentar:

  1. tapi kik, kalau sajak-sajak mu itu lama-lama mirip kultumnya ori.
    kadang-kadang bagus dan mak jleb gituloh, good job C:

    BalasHapus