Rabu, 04 Maret 2015

Memajuh Mimpi

Dalam gelas berisi mimpi itu
Kulihat dua bola mata yang memandang nanar
Diam
Diam
Diam
Lalu menangis

Dalam langit mimpi yang menjatuhkan kepucatpasian semesta
Kutatap dua telapak tangan yang rapuh
Berjalan
Berjalan
Berjalan
Lalu jatuh

Dalam pekat pekat arang pada
Langit dalam gelas itu berkecamuk,
Ada sepasang bola mata juga kedua telapak tangan
Yang sibuk memajuh mimpi
Mulut-mulut mereka penuh darah
Tangisan dari mimpi-mimpi
Tak ada ampun

Hingga hingar bingar tak ada lagi
Hingga harapan tak bersuara lagi
Hingga hidup enggan bangkit kembali.

Jogja, 3 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar