Senin, 01 Oktober 2012

Ini Untukmu, Perempuan Nomor Satu.


Teruntuk, Perempuan Nomor Satu.

Ibu.

suaramu menggema di pagi hari membawa segelas teh panas membangunkan hariku, dentingan cincinmu saat menyentuh dinding gelas adalah suara khas yang tidak pernah tidak membuatku terbangun. kau adalah orang pertama yang kulihat saat membuka mata. dan kau tidak pernah lelah akan hal itu.

Ibu

dua puluh tahun aku hidup, aku tumbuh, aku lahir dari rahimmu dengan penuh perjuangan selama 9 bulan, sampai saat ini tidak terhitung berapa jumlah upaya, pengorbanan, kasih sayang, dan cinta yang kau berikan kepadaku dan kakak-kakakku.

bersama ayah berjuang bersama mencari rupiah demi rupiah. bekerja tanpa henti untuk tetap selalu mencukupkan kami dengan segala pendidikan, materi dan seluruhnya yang sungguh tidak dapat aku hitung, seluruh bumipun tidak akan cukup membayar semua yang telah engkau berikan. melalui ibu, aku diberikan kehidupan dari rahimmu, Tuhan memberikanku kesempatan untuk mempunyai ibu seperti engkau. dan aku sangat amat bersyukur atas itu.

Ibu

Ingat pertanyaan tempo hari saat aku bertanya kepadamu kado apa yang ibu inginkan di hari ulang tahun ibu kali ini? Ibu menjawab: " Ibu enggak minta apa-apa, Ibu cuma mau kamu selalu bersabar, selalu ikhlas, selalu bersyukur atas semua yang Allah berikan, dan apa yang Allah kehendaki, juga selalu mandiri agar selalu dapat membuat bahagia orang lain."

ibu tau? di balik senyum cengengesanku sesaat aku mendengar jawaban Ibu, aku bagai terhujam banyak belati. Ibu bahkan tidak menginginkan apa apa, dan membuatku semakin sadar bahwa selama ini sangatlah kurang membuat ibu bahagia atas tingkah laku-ku. masih sering menggerutu, masih sering mengeluh, masih sering menyusahkan dan merepotkan ibu dan ayah. aku ini banyak berdosa padamu ibu..

Ibu

sewaktu ibu berkata padaku, "kapan bukumu terbit?" "kapan ya bukumu ada di toko-toko buku?" itu merupakan suntikan semangat paling ampuh dari apapun, Ibu tau kan impianku selama ini jadi penulis? ibu juga tau seberapa besar semangatku untuk menulis, ibu tau benar itu, dan support darimu adalah tujuanku utamaku untuk menyelesaikan bukuku secepatnya. 

aku juga ingat saat orang lain mencemoohku, saat orang lain mencela karyaku, atau meremehkanku, ibu selalu ada dibelakangku untuk menopangku, selalu ada tangan lembutnya untuk merengkuh pundakku, juga membangunkanku jika aku jatuh. karena; " Tidak ada satu orang-pun yang berhak merebut impianmu, Jangan lemah hanya karena perkataan orang lain. berusaha dan buktikan pada mereka kamu bisa." 
Bagiku Ibu adalah penyemangat yang tak pernah pudar, tidak pernah usang dan menua. sampai kapanpun.

Ibu

saat lelah, saat sakit, saat letih menderamu, apakah ku melihat kau mengeluh? apakah ku melihat kau membenci Tuhan? Tidak! bagi Ibu setiap cobaan dari Tuhan adalah awal untuk menaikkan level kualitas kehidupan, karena Tuhan tau batas hamba-Nya maka Dia menguji hamba-Nya. dan jika kita bisa lolos dari cobaan itu niscaya Tuhan akan jauh lebih menyayangi kita.

sama halnya dengan kau, saat kekurangan melanda, saat aku hanya dapat mendengar rintihanmu, menyebut nama Allah, bertasbih dan berdzikir untuk mengurangi rasa sakit. ketika kau bisa setegar itu, aku merasa kecil. merasa sangat sangat sangat kecil. 

Ibu

"kamu enggak perlu mikirin yang enggak usah kamu pikirin, kamu kuliah yang bener aja, jangan bolos-bolos"

ibu, ketika keadaan finansial kita sedang melemah. kau membuatku yakin bahwa ada ribuan jalan jika Allah menghendaki, semua akan ada jalan keluarnya.

Ibu

"buat apa mikirin dia, emang dia mikirin kamu?" adalah kata yang kau ucapkan beberapa waktu yang lalu, Ibu bukan hanya seorang ibu yang lebih dari cukup, tapi teman, sahabat, dan orang tua sekaligus yang tau kata-kata yang tepat tanpa bertele-tele. Ibu pengobat luka yang mujarab. lebih dari obat manapun di dunia.

Ibu

untuk setiap doa, untuk setiap pengharapan, untuk setiap peluh, untuk setiap cinta dan kasih yang tiada berbatas, perkenankanlah aku bersimpuh memohon ampun atas dosaku selama ini. aku tau belum bisa menjadi yang terbaik untuk Ibu, Ayah dan keluarga. Aku masih banyak hal yang perlu diperbaiki, masih banyak hal yang harus dikerjakan untuk merealisasikan mimpi-mimpi itu.

Ibu

Selamat ulang tahun ke 53 Ibu Siti Mulyani, Ibuku yang super, tetap menjadi Pejuang tanpa tanda jasa bagi murid-murid SMA Negeri 4 Yogyakarta. tetap dan selalu menjadi perempuan nomor satu dalam hidupku. 
Semoga kesehatan, rejeki, kebahagiaan, kemuliaan, dan keberkahan selalu datang dan menetap di banyak masa dalam kehidupan Ibu.

Dek Kiki sayang Ibu. banget. *cium&peluk*

kue-kue kecil untuk doa-doa yang besar

Aku terharu banget pas ibu bilang: " Ini namanya kue apa? gausah dimakan ya, sayang. lucu-lucu kuenya" :') :') 


Dari Bungsu - Rizki Fitria Ramadhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar