Rabu, 16 Januari 2013

Magical2013 - Dua Orang Teristimewa

Bisa jadi kamu punya masalah pribadi dengan orangtuamu, tapi percayalah bahwa mereka sudah Tuhan tentukan menjadi orangtuamu dan pilihan Tuhan tidak pernah salah. Bersyukur atas itu, dan percaya bahwa seburuk apa pun sekarang keadaannya, segalanya pasti akan menjadi baik pada akhirnya. Tulislah sebuah surat untuk mereka hari ini dan katakan betapa kamu bersyukur sudah lahir di tengah keluarga ini.

Bapak dan Ibu, dua orang paling istimewa yang mewujudkan dunia bagi seorang saya. 

dua puluh tahun yang lalu, ibu saya melahirkan saya -anak ke tiga- dari tiga bersaudara. lahir dengan bobot 2 kg yang amat sangat mungil. kemudian ibu saya yang seorang guru tidak bisa cuti terlalu lama, dan saya tidak bisa membayangkan bagaimana repotnya ibu kala itu, mengurus pekerjaan dan mengurus saya dan kedua kakak saya. tak jauh dari kerepotan ibu mengurus kami, peran seorang ayah yang mana juga seorang guru dan dosen sangat-sangat-sangat mempengaruhi tumbuh kembang saya. 

saya ingat, sewaktu TK, saya susah sekali makan, sudah diperiksa ke dokter, diberi vitamin dan segala macam, saya masih tidak mau makan. sampai pada akhirnya saya terkena maag dalam usia sekecil itu. akhirnya dokter saya menyerah untuk memaksa saya makan, yang penting sehat meskipun kurus. alhasil hampir setiap pagi. ayah saya mengajak saya ke tempat makan yang saya mau, agar saya mau makan, dan disuapi pula. meskipun dengan begitu ayah saya sering sekali terlambat masuk kantor. betapa pengorbanan luar biasa dari seorang ayah.

perihal akademik, ayah dan ibu saya tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk harus seperti ini atau seperti itu. namun, pada suatu ketika, pada saat kelas empat sekolah dasar cawu satu, tepat sebelum ujian saya berkata kepada ibu saya seperti ini:

"ibu, saya kepingin sekali menjadi ranking satu. pokoknya cawu ini saya ingin ranking satu."

ternyata, itu benar benar terkabul. saya takjub sekali.

lalu setelah itu ibu saya berkata pada saya: "kalau kamu meyakini sesuatu, ucapkanlah. maka apa yang kamu yakini itu akan terwujud. karena perkataan adalah doa yang begitu magis." 

saya terbengong-bengong memahami kalimat tersebut. waktu itu umur saya 10 tahun. saya tidak paham apa maksutnya.

dan pada cawu berikutnya saya memohon untuk menjadi ranking dua. dan ternyata itu kembali terjadi. saat cawu tiga juga saya berkata," ibu saya sudah pernah merasakan ranking 1 dan 2, sekarang saya mau ranking 3 saja"

dan itu terjadi. lagi.

setelah dewasa saya menjadi tau bahwa ada hubungan sebab dan akibat dari alam bawah sadar kita dengan apa yang kita ucapkan atau yakini. saya semakin yakin dengan kata-kata ibu saya dan makin terus meyakini apa apa saja yang harus saya yakini agar menjadi nyata dan terwujud adanya.

seperti kata ayah saya juga: "kamu enggak usah lihat apa yang dilakukan orang lain untuk menjatuhkanmu. tetap lihat ke depan dan fokus untuk apa yang ingin kamu raih. itu kuncinya."

saya selalu bersyukur telah dilahirkan oleh kedua orang tua dengan background akademik yang sangat lebih dari cukup untuk membuat saya berwawasan. dan karena ayah dan ibu saya sama-sama lulusan bahasa dan sastra Indonesia. membuat passion saya dalam hal sastra dan menulis amat tinggi. itu semua karena ayah dan ibu saya yang mengenalkan semua ini pada saya. terimakasih ibu, terimakasih ayah :)

puisi yang pertama kali saya amat sukai adalah puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin.

Puisi magis yang sarat makna yang membuat saya jatuh cinta sesederhana bait demi bait dari puisi tersebut. hingga draft buku pertama saya jadi, dan ibu saya mendoakan saya untuk cepat-cepat diterbitkan dan berdoa supaya suatu saat Ibu melihat di rak-rak toko buku. saya berkaca-kaca mendengarnya. 

ada satu kalimat dari ibu saya yang sangat menyentuh dan tidak pernah saya lupakan: 
"Ibu mungkin enggak punya uang banyaak sekali di bank untuk memenuhi seluruh kebutuhan kalian, tetapi ketika ibu membutuhkan uang tersebut, Ibu akan berdoa dan meminta pada Tuhan agar Tuhan memberikannya pada Ibu. kalian tidak perlu memikirkan hal tersebut, karena ini tanggung jawab kami, orang tua.


ah, aku harus belajar banyak agar kelak bisa menjadi orang tua sehebat kalian. ibu yang begitu perhatian, meski (terkadang) galak, tapi galak itu tanda sayang. aku tau ibu galak agar kami semua menjadi anak anak yang berhasil. dan ayah yang luarbiasa, yang tidak kenal lelah dan mencurahkan segala peluh demi kami. terimakasih.terimakasih terimakasih.

untuk itu, saya berterimakasih dan amat-sangat bersyukur memiliki orang tua sehebat kalian, yang tidak lelah mencari sesuap nasi dan memenuhi kebutuhan kami, tiga orang anak-anak kalian. yang rela mengorbankan banyak hal, waktu, tenaga dan pikiran demi membahagiakan kami.

untuk tiap candaan yang alhamdulillah masih riang terdengar dari keluarga kita, tiap kebersamaan yang masih tertoreh. dan masih bersyukur sekali bisa sholat berjamaah lengkap berlima. Subhanallah :)

Saya masih memegang tekad saya untuk selalu membahagiakan dan membanggakan kalian, dua orang paling istimewa dalam hidup;

Ayah Budi Nugroho dan Ibu Siti Mulyani.

I love you :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar