Sabtu, 16 November 2013

Puisi-Puisi Penangkal Luka - Penyair Pembawa Harapan





Judul Buku: Empat Cangkir Kenangan
penulis: Bernard Batubara, Adimas Immanuel, Muhammad Irvan, Esha Tegar
Penerbit: Serba Indie, 2012

Buku puisi empat pemuda dari empat kota, salah satu buku favorit saya yang terkait postingan kemarin. Yang entah sudah di mana. Sebenarnya, yang paling membuat saya terkesan dengan buku ini, karena salah satu penulisnya, Adimas Immanuel, berpengaruh besar dalam kembalinya saya ke dunia kepenulisan puisi. 
seperti yang pernah saya tulis di sebuah postingan tentang dia, tahun 2010, fase-fase ujian nasional sekolah menengah atas dan memasuki dunia baru perkuliahan yang sangat jauh dari dunia sastra (karena saya masuk jurusan manajemen) setelah hampir setahun fokus untuk ujian dan sebagainya, saya merasa ada writers block yang membuat saya tidak bisa-benar-benar tidak bisa menulis puisi lagi. entah kenapa. mencoba, mencoba, mencoba, tapi gagal. selalu begitu.

Suatu ketika, timeline twitter saya ada retweet-an sajak dari dia. waktu itu, perlahan, dari lini masa twitter dan update-an blog kawahluka-nya membuat sedikit demi sedikit kepekaan saya tentang puisi kembali. dari sekian banyak akunn twitter yang ada dan membuat saya terkagum, dia-lah yang paling menginspirasi. sampai sebuah hari di bulan september tahun lalu, peluncuran buku empat cangkir kenangan ini diadakan di jogjakarta, dan hanya dihadiri oleh dua penulisnya, yaitu bernard batubara dan adimas immanuel. bagaimana reaksi saya waktu itu? SUPER EXCITED! seperti ngefans sama artis idolanya, saya-pun. dengan malu-malu saya menyodorkan buku ini ke dimas dan meminta tanda-tangannya. kami bercakap sebentar, saya memberikannya sebuah draft buku puisi pertama saya, dan dia adalah salah satu motivasi saya menulis puisi, membuat buku puisi.

sederhananya, puisinya membuat saya kembali menjadi saya seutuhnya. puisinya serupa obat penyembuh luka. membuat saya kembali bisa menulis rangkaian kata-kata lagi, membuat saya tidak cukup hanya membaca bukunya sekali. takjub. puisinya sangat magis dan berima sangat indah. 

Seperti yang saya ceritakan pada postingan sebelumnya, meskipun buku ini sudah berada di entah, tetapi betapa beruntungnya saya kehilangan buku yang amat berharga itu, membuat saya bisa bertemu penulis kesayangan saya akhir bulan ini, dalam launching buku puisi tunggalnya. Dengan itu membuat saya terpacu untuk cepat-cepat merampungkan buku puisi pertama saya. Semoga secepatnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar