Jumat, 15 November 2013

Sebuah Buku: Perantara Pertemuan, Penjemput Kehilangan.


Judul Buku: Been There, Done That, Got The T-shirt.
Penulis: Risyiana Muthia
Visual: Emeralda
Penerbit: Gramedia
Julmlah halaman: 124

*

Yogyakarta, Agustus 2013

Sebuah kedai kopi, siang hari, sebuah pertemuan yang (mungkin) seharusnya tidak pernah ada. (seharusnya) Kita bertemu di tempat favoritku, sebuah tempat yang penuh buku, tempat yang selama ini ingin sekali aku tunjukkan padanya, tempat itu. Sayangnya, hari itu tempat yang kumaksut belum beroperasi secara normal paska libur panjang hari raya lalu. Kami ke toko buku setelah itu. Berkeliling mencari buku, melihat-lihat, dan dia ( yang domisilinya sama persis dengan daerah asal Mas Irwan Bajang) berkata banyak tentang buku. "Buku ini bagus, lho", katanya. "Ah, bukunya terlalu berat, aku nggak suka," ucapku singkat. Dia menunjuk beberapa judul buku yang sama sekali tidak aku pahami. Setelah itu, kami pergi ke kedai kopi ini. Mencari penjabaran.


Kita tidak pernah tau, kapan sejatinya sebuah pertemuan itu akan bertaut, atau bahkan bertemu perpisahan. Kita tidak pernah tau. 

Secangkir hazelnut panas dan cappucino dingin berada di meja kami. Berbincang seolah-olah tidak terjadi apapun. Seolah-olah, tidak ada hati yang saling berkecamuk di dalam lubuk masing-masing. Sampai kita berbicara tentang hal-hal yang tidak kumengerti. Aku mencari penjelasan, Kau tidak memberiku jawaban. Begitu seterusnya. Aku tak paham. Kau mungkin menyimpan kenangan. Aku mengeluarkan sebuah buku favoritku. Kau mengeluarkan buku ini. Buku bercover kuning-hijau cerah yang judulnya aneh. Sebuah idiom. dan membuatku tertarik pada kalimat di bawah judul: Semua hal yang perlu kamu tau untuk bisa HIDUP-SEHIDUPNYA!

Kita bertukar buku. Buku ini habis kubaca tak kurang dari satu jam. buku yang menarik, berisi visual dan informasi-informasi sederhana tentang bagaimana hidup sehidup hidupnya. Hal hal yang terkadang kita lupa, hidup tidak hanya tentang mengejar pencapaian, tapi bagaimana kita menikmati hidup selayaknya anugrah kehidupan yang tidak pernah terulang. Seperti kita. Seperti yang pernah kita ada. Sebelumnya.

Buku ini adalah sebuah perantara perjumpaan, antara aku, kau, dan serpihan masa lalu yang masih menggantung di genggam telapak kita, tersisa. Entah enggan menyisa, atau sengaja tak menyeka. Seperti setelahnya, adalah kepergiaan yang (pernah) menyebabkan aku heran tak habis pikir, karena menyadari bahwa ketika buku ini berada di tanganku, kehilangan menjemputmu dari aku. Bersama buku favoritku. Entah kau menghampiri kehilangan dan berjalan bersama sama meninggalkan aku, entahlah. Meskipun aku tak pernah menemukan penjelasan, tapi aku menemukan cara menghidupkan hidup lewat buku-mu.

Seratus dua puluh satu hari yang lalu, sebuah buku mengenai hidup sehidup-hidupnya membawa kenangan yang sekarang sudah bosan hidup. Ia pergi bersama kehilangan.

Ia berkata, aku ingin hidup-sehidup-hidupnya, menikmati sisa hidup dengan mengurai kehilangan dengan melakukan hal-hal yang dianjurkan pada buku BTDTGTTS, untuk menikmati kehidupan, menjemput mimpi dan membuat hidup lebih berarti. meskipun tetap. Buku ini milikmu. 

*

Nb: Seratus dua puluh satu hari yang lalu, dia bilang akan mengembalikan buku favoritku, dan aku tak pernah merelakan buku berharga itu benar-benar pergi dan tak kembali, tapi yasudahlah. bersama postingan ini saya ikhlaskan buku itu. Tolong di jaga ya :)

Yogyakarta, 15 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar