Jumat, 17 Agustus 2012

Sandiwara

bukankah tidak ada salahnya mengukir masa?
mencoba mengukir keheningan di sela-sela gelak tawa palsu
di antara riuh rendah bersamamu yang bahagiaku ternyata semu.
aku mengaduknya dalam secangkir kopi pahit menemani skenario yang ada.
meringis.
menggigit bibir merasakan kepahitan. tapi justru meneguknya kembali.
mencoba menikmati tiap kemunafikan yang tercetak sempurna dibalik utuhnya kisah romansa.
kamu dan aku sama-sama sedang memerankan orang ketiga. dan bersamanya kita sibuk memikirkan keadaan hati satu sama lain.
mencoba tidak meluka
berharap tidak menyiksa.

dengan konsep sandiwara sederhana.
klise, seperti kisah romansa pada tivi swasta.

lalu aku kembali tertawa kepadamu sambil menyimpan berjuta dusta yang juga kau simpan dalam bilik hatimu sendiri. dan kembali meluka tanpa aba-aba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar