Senin, 10 Desember 2012

Dialog Dua Hati.

Hujan sudah meluluhkan kebekuan dalam hatimu, sayangnya hujan juga yang membuat seluruh rasa dalam batinku ini luntur, lalu hilang tanpa bekas.

"buat apa pula aku memperjuangkan kisah yang jelas-jelas tidak memiliki timbal balik serupa?" 

"mengapa kamu menyerah? tidakkah kamu menunggu sebentar lagi agar aku dapat menyadari bahwa selama ini aku salah?"

"buat apa? iya kalau kalau kamu kahirnya ingat dan sadar. jika tidak? aku harus menunggu sampai aku karatan dan menyadari bahwa keadaanku tidak akan pernah jauh lebih baik jika terus mempertahankanmu? lalu sampai akhirnya aku tertohok bahwa menunggu kamu adalah kesia-siaan yang sungguh sia-sia, begitu kah yang kamu maksud menunggu?"

"Bukankah tiap manusia akan menunggu untuk sesuatu yang mereka cintai?"

"Iya, dengan syarat dan catatan bahwa ada kepastian dari setiap hal yang ditunggu. semuanya butuh proses, aku tau, semua orang yang menunggu butuh kepastian itu, tidak seluruhnya dapat kita ramal dan terka pastinya seperti apa. tetapi juga kita harus pintar pintar membaca tanda-tanda alam yang ada, dengan begitu kita bisa tau bagaimana kepastian itu, hadir atau tidaknya."

"bilang saja kalau kamu tidak ingin berusaha banyak pada hubungan ini. tidak usah berbelit-belit."

"apa katamu? tidak ingin berusaha? tidakkah kau melihat bahwa aku sudah cukup memperjuangakanmu dengan seluruh daya dan upayaku. terlalu banyak perbedaan, terlalu banyak jarak. aku muak."

"kalau begitu kita akhiri saja seluruh carut marut yang kau buat. aku juga sudah muak. aku akan pergi dan tidak akan kembali lagi."

*hening*

dunia mereka berbeda, mereka memang tidak bisa bersama. ada kalanya perpisahan adalah jarak teraman untuk membuat hati keduanya tetap utuh. 

surat untuk kamu di surga; saya sudah mempunyai hidup damai di sini. bukannya tidak ingin lagi mempertahankan kamu dalam hati saya, tetapi mengingat kamu tidak membuat saya dapat meneruskan hidup saya dengan tenang. oleh sebab itu, biarkan kamu saya simpan dalam lubuk paling dalam.  terima kasih dan sampai jumpa di kehidupan selanjutnya.



@kiramadhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar