Kamis, 06 Desember 2012

Kepada Dia.

Ada seorang dia, yang begitu menenangkan batin hanya ketika tak sengaja ku lewat sepuluh sampai lima belas meter jaraknya dari dia, dan dia sudah melemparkan sebuah senyum yang tidak mampu ku pungkiri begitu menyenangkan mata.

Ada seorang dia, yang dahulu begitu lekat hangat terasa, berbicara tentang masa depan dirinya. berbicara bagaimana ia akan seperti ini dan seperti itu. dia lantang menyebutnya meski aku tidak tau masa-depan seperti apa yang akan dia dapati selanjutnya. 

Ada seorang dia, yang dengan yakin dan percaya diri bahwa dia pasti bisa, dia bisa meraih seluruhnya. dia berkata padaku bahwa aku harus membantunya meraih semua itu, dan aku dengan senang hati membantunya dan mendampinginya ketika masalah menghadang ke kehidupannya.

Ada seorang dia, yang amat peduli, yang kata-katanya tidak jauh dari kata penuh semangat dan membara, apalagi ketika aku berkata, kamu bisa jadi pemimpin. kamu pasti bisa mengemban setiap tugas dan tanggungjawab ini. dan dengan senyum tipis kau angkat kepalan tanganmu yang gempal itu lalu berkata; aku pasti bisa!

Ada seorang dia, yang tertegun menatapku terisak tanpa suara. ketika ada seorang yang melukaiku, lalu kau dengan terbata menenangkanku, lalu diam tanpa sepatah kata duduk di sampingku, memberiku selembar tisu dan terdiam keduanya. masa-masa itu :')

Ada seorang dia, yang terpaksa membuatku pergi mengendap-endap, memaksaku untuk mundur perlahan, karena aku tau, hatimu mempunyai pemiliknya. aku tidak tega untuk membuat hati seorang wanita disana terluka saat menantimu pulang ke kotanya, sementara kau disini bersamaku. pada akhirnya aku memilih untuk pergi dari kehidupan dia.

Ada seorang dia, yang akhirnya kutemui saat ia menggunakan seragam kebanggaannya, saat ia meraih posisi yang ia inginkan, saat seluruh ucapan yang dia katakan padaku setahun yang lalu dia capai seluruhnya, aku turut berbahagia atas pencapaiaanya. 

Ada seorang dia, seorang teman yang senyumnya selalu kurindukan, setiap ku lalui tubuh tegapnya, setiap berpapasan dengannya, atau sekedar melihatnya dari kejauhan. seorang teman yang amat sangat hangat dan bijaksana. 

karena dia, tidak ada yang merasa terluka ketika sebuah rasa harus di pangkas sedemikian rupa. bagiku, dia lebih dari sekedar pelajaran berharga. bahwa keindahan tidak harus di miliki, tetapi juga di hargai dan di jaga keindahannya :')

Jogja, 9.20 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar