Kamis, 06 Februari 2014

Berdamai dengan Kamu (2)

Dear, Kamu.

Surat kesekian, kata kata kesekian, perasaan penasaran yang terkadang merancukan pikiranku sendiri. Terlanjur membuatku tak bisa berhenti lama-lama tanpa mengingatmu lagi. Kalau kamu berpikir ini surat tanda rindu agar kau kembali, kamu salah. Tulisan-tulisan ini hanyalah rangkaian agar kamu tetap ada dibagian otakku yang lain. Masa bodoh di mana namamu terkenang di bagian hatiku yang mana, tak penting. Kali ini aku tak ingin menenggelamkan urusan hati, yang sebenarnya masih sulit kupahami apa maksudnya.

I’m writing again these letter for you aren’t much, I know
But i’m not sleeping and you’re not here
The thought stops my heart.
(Finch – Letter to You)


Dua tahun yang lalu, aku mengirim surat dengan judul yang sama, untukmu. Hanya saja surat ini bukan surat yang sama dengan surat yang pernah aku kirimkan dulu. Perasaanku, ingatanku dan kenanganku tentangmu pun sudah tak lagi sama.

Aku yang dulu begitu terhanyut dalam rasa penasaran yang tak bisa kucegah bendungannya. Perasaan rindu yang terlalu menggebu sampai menuliskan saja tak lekang mengurangi rasanya. Yah, jatuh cinta sangat mudah dengan rasa penasaran sebagai mulanya, bukan begitu?


Ternyata, suratku dulu didengar semesta, setelah surat kalengku tertuju ke alamatmu. Dan, setelah itu kita sangat amat menikmati alur yang tiba-tiba di rentangkan di telapak tangan kita, kita diberi kesempatan untuk bersisian meskipun jarak lebih fasih melantunkan kata rindu dari pada genggam-genggam yang bertautan. Meski begitu, kita tetap yakin bahwa kita masih bisa melewati seluruh aral yang menghadang, apapun itu.

*

Kini, meskipun tak ada sua, rindu, dan doa lagi terucap untuk hati kita berdua, bukan berarti tak ada. Dari terakhir kali aku dan kamu bertemu di depan Gereja besar di pusat kota Jogjakarta. Aku memutuskan untuk berdamai dengan kamu. Dengan perasaan ini dan seluruhnya. 

Untuk Kamu di pulau yang begitu sangat aku idam-idamkan sebagai destinasi liburan, tahun ini aku berencana untuk ke sana setelah menyelesaikan urusan akademikku. Kamu masih ada janji untuk menjadi tour guide ku, kan? :))

Salam

Kiki Ramadhani.

2 komentar:

  1. you you you, who is your "you"? :D
    speak up your mind, jangan malu maluuu
    semangat yaaaa
    -ika, tukangpos

    BalasHapus
  2. iyaaa Kak, mau coba nggak malu-malu tapi masi gimanaa gitu :'

    BalasHapus