Minggu, 26 Februari 2012

Sajak Minggu Malam ; Sendirian.

Selamat Minggu Malam, hingar bingar kota.


seperti pasir putih tersapu awan jingga yang sejenak tertawa.
memastikan seluruh peluk dan rasa tiba pada masanya
memenuhi ujung satu dinding persinggahan
memburu tiap asa yang mengakar
menjamah onggok demi onggok kehampaan yang lelah terpekur 
di kedalaman pahit yang tak habis aral


menjegal tiap perasaan
mendendangkan lagu pesakitan
memupuskan seluruh perjalanan panjang
menuju satu laku kehadiran semesta raya.


malam kian memekat jerat
didekapnya sekotak bejana yang hampir binasa
menjamahi pelbagai hati hati kosong
menjelajahi butir butir asa yang menggenang
menumbuhsuburkan penantian
mengembangkan harapan


semesta tidak berdusta
hanya saja harapnya terlalu sederhana
terjebak dalam desak sesumbar petaka
tampak lebih hina, dari mereka.
mereka pemuja rasa, pemuja cinta, pemuja malapetaka.


malam hendak kembali ke pembaringan
ia lelah mengusap penderitaan
ia lekas menyudahi pencitraan
lalu membenamkan sekelumit cinta pada jelaga hitam. 
sendirian.


malam yang tidak pernah ingkar janji.
ia akan datang lagi. dengan cinta yang tidak setengah hati. 
pasti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar