Jumat, 20 Januari 2012

#5 Catatan tentang Langit

Usap aku, dari semua peluh lelah yang mulai menggoyahkan irama nadiku. aku ingin kau bawakan aku hujan; yang akan menghapus jejak langkahku yang telah lalu, telah terbeku.
Aku ingin pelangi.


Tapi kau justru memberiku sebuah langit.
Langit berkata: kau tak membutuhkan pelangi, yang kau butuhkan, aku.


aku menyela: aku ingin pelangi, dan bintang di kala malam dingin tiba.


Langit kembali menegaskan: pelangi hanya tiba ketika kau lara, ketika kau menangis sesudah hujan mendera, tapi langit tidak.


hahaha kau sungguh lucu. mungkinkah? lalu bintang itu?


Langit tersenyum tipis, lalu berkata: Ia tak setia menemanimu, Ia memang penerang saat kegelapan, tapi ia tak mau hadir kala matahari menyengat kulitmu. aku dikirim untuk menemanimu. yakinlah.


diam. hanya diam.


sesaat setelah itu, secarik kertas tertuju padaku, seakan seseorang menghantarkannya untukku.


Langit itu indah, jika kau hiasi dengan keindahan disana, langit itu kan sendu, ketika kau isi dengan duka dan lara. Langit kan selalu menatapmu, meski kau tak melihatnya, langit itu tetap ada disana, selamanya.

 senyumku mengembang sempurna.


Tolong katakan padanya, Aku mencintainya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar