Jumat, 20 Januari 2012

#6 Teruntuk Seorang Elegi

Kau pasti tahu aku menyendu, merundung dengan tatapan semu, tapi tak jemu. Mengapa kau kembali? haruskah kau kembali?
aku menangis sejadinya.


Aku tak mau merengkuh duri dalam asaku, tak jua menyelimuti rasa yang palsu. aku hanya tak ingin kau membuatku membisu, lagi.


Kau sungguh menyita isi otakku, menggantinya dengan namamu, dan mengalir di denyut nadiku. menyiksa. aku sungguh tersita.


tidak bisakah kau enyah?
enyah dari keterpurukanmu sendiri.


seharusnya aku yang menertawakanmu. karena kau payah. kau ada untuk membuat banyak detik manusia melemah. sampai dasar yang paling dasar. sampai rasa mereka mati. tapi tidak untukku. setidaknya aku menyadarinya kini.


kau, seorang elegi. aku tak akan terjerembab dalam kesyahduanmu yang memilukan itu. urus saja sendiri kisah sedihmu. aku tak akan lagi peduli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar